feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

TON (Tambak Organik Nusantara)

Label:foto ,

  1. Formula alami (organik) khusus tambak untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi serta menjaga/memperbaiki kelestarian lingkungan tambak dengan memberikan mineral-mineral yang dibutuhkan udang/bandeng, mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang/bandeng, serta mengikat logam - logam berat sekaligus membantu mengurai senyawa komplek berbahaya beracun bagi udang/bandeng. TON (Tambak Organik Nusantara) juga membantu merutinkan molting udang. 1. Mengikat logam-logam berat yang berbahaya bagi ikan/udang. 2. Membantu menguraikan senyawa kekal komplek berbahaya dan beracun, seperti : H2S, amoniak, asam laktat, dsb. 3. Memberikan semua jenis unsur makro, unsur mikro lengkap untuk mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang dan bandeng. 4. Membantu dan merutinkan molting udang. 5. Membantu sistem pencernaan udang. 6. Meningkatkan pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh udang. 7.Membantu perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat bagi lingkungan tambak dan bermanfaat bagi pertumbuhan udang/bandeng. 8. Membantu menciptakan dan mempertahankan ekosistem tambak yang seimbang 
  2. 2. PANDUAN PEMAKAIAN TON PADA TAMBAK TAHAP-TAHAP BUDIDAYA DAN APLIKASI TON A. Persiapan Lahan  Persiapan lahan merupakan tahap yang sangat penting dalam budidaya air payau, terutama udang. Tahap ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam berbudidaya selanjutnya. Dalam tahap ini yang harus dilakukan adalah :    1. Mengeluarkan sisa-sisa air budidaya sebelumnya, atau genangan air bekas hujan atau apa saja yang masih menggenangi tambak.  2. Mengangkat Lumpur hitam yang ada di permukaan tambak  3. Membalik lahan dengan menggaru atau mencangkul.  4. Pengapuran lahan. Untuk tahap pengapuran ini idealnya adalah dengan mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah. Yaitu :  - pH tanah 5,5 - 6,5 kebutuhan kapurnya = 500kg - 1000 kg/hektar - pH tanah 5,0-5,5 kebutuhan kapurnya = 1000 - 1500 kg/hektar. - pH tanah dibawah 5,0 kebutuhan kapurnya = 2000-2500 kg/hektar.  5. Mengeringkan lahan sampai kering benar (+ 1- 4 rninggu). Untuk lahan yang sudah lama dibudidayakan hendaknya dilakukan pengeringan yang lebih lama.  6. Pemberian TON sebanyak 5 - 20 botol ke lahan. Dengan ketentuan/kriteria :  Areal tambak baru = 5 botol TON/hektar  Areal yang masih banyak berproduksi = 5 botol TON/hektar  Areal yang masih berproduksi tetapi lahan sekitarnya sudah mengalami kegagalan = 10 botol TON/hektar  Areal yang masih banyak berproduksi tetapi tidak bisa mencapai umur 75 hari = 10 botol TON/hektar  Areal yang sudah rusak karen a sarna sekali tidak berproduksi = 20 boto TON/hektar.  Keterangan:  Sudah tidak diperlukan lagi pemakaian urea maupun TSP/SP-36.  Untuk budidaya bandeng dosisnya separo dari dosis di atas.  Cara pemberiannya :  Larutkan TON dengan air secukupnya, kemudian tebar danratakan di lahan sampai tanggulnya.  7. Sebaiknya lahanjuga diberikan Zeolit sebanyak 250 kg - 1 toni hektar.  Fungsinya adalah untuk membantu mengikat suspensi tanahllumpur di perairan.  8. Keterangan masing-masing tahap persiapan ini lihat halaman depan.  B. Pemasukan Air  Dalam tahap ini, yang perlu diperhatikan adalah kesiapanlketersediaan air baru yang akan kita alirkan ke tambak dan membuat filter di saluran pemasukan air. Air harus tersedia dalam jumlah yang cukup sampai ketinggian air tambak yang dinginkan dicapai. Filter dibuat dari waring (jarring kecil) dengan ukuran 0,5 - 1 mrn atau dari hava. Sebaiknya waring dirangkap minimal 2 rangkap. Tujuannya agar rebon atau udang-udang kecil dari luar tidak masuk ke dalam tambak, karena udang - udang liar tersebut banyak membawa bibit virus.  Saluran pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya dibuat secara terpisah. Sehingga antara air yang masuk dan air yang dikeluarkan dari tambak tidak akan tereampur.  Di dalam tahap pemasukan air ini, sebaiknya air jangan dimasukkan penuh dulu. Cukup 10 - 25 em. Tujuannya adalah untuk membibitkan plankton setelah tambakdiberikan perlakuan TON di atas. Setelah dibiarkan 3 hari baru kemudian diisikan lagi air bam sampai ketinggian normal yaitu: antara 80-120 cm.  C. Tebar Benur.  Mengenai tebar benur dapat dilihat di halaman 68-69 di depan.  D. Program Pakan.  Pemberian pakan sebaiknya diprogram sesuai dengan kondisi dan tingkat pertumbuhan udang / bandeng.  Usia 1-15 hari diberikan pakan ukuran C Usia 16-20 hari diberikan pakan pe1r! komposisi:  Usia 16 hari pakan 01: 0_ = ~.¬Usia 17 hari pakan 01 : 02 = (f)C Usia 18 hari pakan 01 : 0_ =::,/!'C:  Usia 19 hari pakan 01 : 0'2 = '';-C: Usia 20 hari pakan 01 : 0_ = I:'"'.:  Usia 21-30 hari diberikan pakan ukuran _ Usia 31 - 35hari diberikan pakan perp komposisi:  Usia 31 hari, pakan 02: 03 = Cc Usia 32 hari pakan 02: 03 = «« Usia 33 hari pakan 02: 03 = 5OC;:  Usia 34 hari pakan 02 : 03 = ~5c;:. Usia 35 hari pakan 02 : 03 = lC~:  Usia 36 - 50 hari diberikan pakan 03  Usia 51-55 hari diberikan pakan perpa; komposisi:  Usia 51 hari, pakan 03 : 04 s= S':: ~ Usia 52 hari pakan 03 : 04s = 6Cc Usia 53 hari pakan 03: 04s = 50Cf Usia 54 hari pakan 03 : 04s = 25C;:  Usia 55 hari pakan 03 : 045 = We;:  Usia 55 - 70 hari diberikan pakan . Selepas usia 75 hari diberikan p '--  Keterangan:  Kode 01,02,03,04s,05 merupakan kode ukuran besar. Tanda s artinya spesial. yaim berarti ada kandungan antibiotiknya.  Pemberian pakan pad a setiap perkemban=_ semakin besar pemberiannya semakin serirl.~ Udang umur 1 - 15 hari 2 kali sehari . 'airu:  Udang umur 16-35 hari 3 kali sehari yaitu jarn 06.()(), 11.30, 17.00 sore. Udang umur 36-60 hari 4 kali sehari yaitu jarn 06.()(), 11.30, 17.00, dan 19.00 malam.  Udang dewasa 5 kali sehari, yaitu jam Oti. Otl, 11.30, 17.00, 19.00, dan 22.OO tengah malarn,  Mulai usia 40 hari hendaknya pernberian pakan sudah rnengikuti program ancho (alat pengecek pakan). Jika pakan di jarring ancho habis, maka sebaiknya dilakukan penambahan terus. Jika tidak habis tetapi sisa sedikit maka pakan selanjutnya tetap jumlahnya. Tetapi jika pakan dalam ancho masih banyak, hendaknya pakan dikurangi. Program anchonya sbb:  Contoh program pakan dapat dilihat di lampiran belakang. Setiap pemberian pakan hendaknya diberikan larutan POC NASA dengan dosis 2,5 - 5 cc per kg pakan. Caranya Nasa dilarutkan air secukupnya, kemudian dicampurkan dengan pakan yang akan diberikan. Sebelum diberikan hendaknya pakan dikering anginkan dulu. E. Manajemen Air. Di dalam budidaya tambak, kontrol air merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan budidaya. Air yang dikehendaki adalah air dengan warna hijau muda kecoklatan. Transparansi atau ketebalan planktonnnya adalah antara 40%-60%. Contohnya: Jika ketinggian air 1 meter, maka kecerahan airnya antara 40 - 60 cm. Cara mengukurnya adalah dengan rnenggunakan alat sechi disc. Jika air bening.tandanya planktonnya tipis. Sehingga secepatnya diberikan Terapi TON sebanyak l-2 botol perhektarnya. Sebaliknya jika air sangat pekat, maka secepatnya air dalam tambak dibuang sebanyak 20%, kemudian malam harinya ditambah air baru sebanyak 20%. Setiap penarnbahan air baru hendaknya ditambahkan TON sebanyak 1-2 botol dan dolornit 50-100 kg. Tujuannya adalah untuk membantu ketersediaan oksigen, sehingga udang tidak stress. Manajemen air juga harus diikuti dengan pengecekan udang di ancho maupun yung berenang di pinggir. Jika udangnya dalam kondisi kotor, tandanya di alam perairan sudah banyak kandungan vibrio dan protozoa, sehingga air cepatnya hams diganti, dan kalau bisa diberikan kapur pertanian 1-2 kwintal/ h ktar lahan. Jika perlu dilakukan siphon (pengangkutan lumpur hitam di ar saat budidaya). Untuk menjaga kesuburan ekosistem dengan komposisi yang seimbang, maka harus dilakukan program pemupukan TON ke dalam perairan. Pemberian ton adalah tiap 20 hari sekali sampai panen dengan dosis 1-2 botol TON / hektar. Setiap terjadi hujan deras dimana tambahan air hujan cukup melimpah, sebaiknya air secepatnya dikurangi, kemudian ditambahkan dolornit sebanyak 100 kg secara merata, jika perlu ditambahkan dengan TON 1-2 boto!. Jika menggunakan kincir, selama hujan hendaknya diaktifkan. untuk mengetahui kondisi lahan, sebaiknya dilakukan pengecekan air rninimal 13 hari sekali, yaitu dengan membawa air ke laboratorium departemen perikanan dan kelautan setempat yang meliputi: PH (ideal 7,5 - 8,7), salinitas (10 - 25 ppt), Oksigen terlarut (4-7 ppm), Kadar amoniak (1-1,5 ppm), Hidrogen sulfidaIH2S « 0,002 ppm), alkalinitas 0- 80 ppm, usia dewasa semakin tinggi semakin bagus). F. PemanenanPemanenan hendaknya dilakukan dengan eermat dan hati-hati agar tidakterjadi kerusakan mekanis dari udang/bandeng. Panen Udang sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekaliatau tengah malam. Hal ini supaya pada saat proses pengurangan air tidak mudah udang stress dan mati, karen a kondisi lingkungannya masih homogen/seragam. Saat panen hendaknya sudah disiapkan es dan "blong". Komposisi terbaik dalam wadah panen adalah (darim atas kebawah): Es setebaI 5-10 cm- Udang- Es setebal minim 10 cm. Di dalam wadah sebaiknya jangan terlalu ditekan tekan untuk memaksakan muat udang banyak, karena akan mengakibatkan banyak kerusakan tubuh udang. Poengambilan udang dan lahan sebaiknya menunggu air benar-benar sudah hampir kering.